
Berita Sekolah
Menyambung Warisan Ulama: Kunjungan Spiritual dan Sambung Sanad ke Pesantren Sidogiri
Dalam rangka memperkuat pendidikan karakter dan spiritual santri, SMP Pesantren Cendekia Amanah melaksanakan kegiatan kunjungan religi dan sambung sanad ke salah satu pesantren tertua dan paling berpengaruh di Indonesia, yakni Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan, Jawa Timur. Kegiatan ini berlangsung pada hari Rabu, 28 Mei 2025 dan diikuti oleh rombongan siswa serta para guru pendamping dengan penuh antusias dan semangat kebersamaan.
Rangkaian kegiatan dimulai sejak pukul 08.00 WIB di lingkungan Pondok Pesantren Sidogiri. Dalam suasana yang penuh kehangatan, para peserta disambut oleh pimpinan pesantren, dalam hal ini pimpinan Madrasah Miftahul Ulum Tarbiyah Idadiyah, di Ruang Auditorium Kantor Sekretariat PPS. Acara tersebut mendapatkan sambutan langsung dari Kepala MMU Tarbiyah Idadiyah, Ust. Abd. Rohim.
Pesantren Sidogiri yang berdiri sejak tahun 1745 ini dikenal luas sebagai pesantren salaf yang sangat menjaga kemurnian sanad keilmuan serta adab santri. Para siswa diberi pemahaman tentang pentingnya menjaga sanad keilmuan, sebagai bentuk warisan keilmuan Islam yang autentik dan penuh berkah.
Setelah agenda di Sidogiri, rombongan melanjutkan perjalanan menuju Makam K.H. Abdul Hamid, ulama besar dan waliyullah dari Kota Pasuruan yang dikenal karena kealimannya, keistiqamahannya dalam berdakwah, serta karomah-karomah yang masyhur. Kunjungan ini memberikan pelajaran penting tentang keteladanan hidup yang penuh kesederhanaan namun bermakna, serta bagaimana peran besar ulama dalam membimbing umat dengan akhlak yang luhur.
Usai ziarah ke makam K.H. Abdul Hamid, rombongan melanjutkan perjalanan menuju Makam Mbah Ratu Ayu Syarifah Khodijah, seorang ulama perempuan yang memiliki garis nasab mulia dan dihormati masyarakat Pasuruan serta sekitarnya. Ziarah ini berlangsung dengan penuh kekhusyukan, diiringi doa-doa dan renungan akan perjuangan para tokoh perempuan dalam sejarah Islam yang tak kalah penting dari para tokoh laki-laki.
Kegiatan ini bukan sekadar perjalanan fisik, melainkan juga merupakan perjalanan ruhani yang membuka cakrawala siswa tentang pentingnya adab sebelum ilmu, pentingnya berkhidmah kepada ulama, dan bagaimana nilai-nilai tradisi Islam dapat terus diwariskan secara hidup dan bermakna melalui sanad yang tersambung. Kegiatan ini juga menjadi refleksi nyata bagaimana pendidikan bukan hanya membentuk kecerdasan intelektual, tetapi juga membentuk jiwa yang terhubung dengan tradisi, sejarah, dan spiritualitas. Kegiatan sambung sanad ini menjadi ruang penting agar siswa tidak tercerabut dari akar. Mereka belajar langsung dari sumber yang otentik, menyentuh langsung atmosfer keilmuan ulama-ulama besar.
Kepala SMP Pesantren Cendekia Amanah, Sodik, S.Q., S.Ud., M.E. juga menyampaikan harapan agar kegiatan ini menjadi bagian dari rutinitas tahunan yang mampu menanamkan nilai-nilai keislaman yang mendalam, memperkuat identitas, serta menumbuhkan kecintaan terhadap ilmu dan para pewarisnya.